Selasa, 17 Januari 2017

Makalah Tentang Ukiran Suku Dayak Kalimantan

KATA PENGANTAR
           Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.  Makalah ini berjudul  “UKIRAN SUKU DAYAK KALIMANTAN.”
          Makalah ini membahas tentang  salah satu contoh seni rupa nusantara yang ada di Indonesia yaitu “UKIRAN SUKU DAYAK KALIMANTAN” , dan kiranya makalah ini  dapat membantu kita untuk mengenal lebih dalam SUKU DAYAK KALIMANTAN.
         Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun  ini masih jauh dari kata sempurna, oleh kaarena itu kritik dan saran dari semua pihak  yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah saya ini.
        Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berperan serta dalam penyusunan makalah ini  dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita  semua. Ammiiin.
 

Pinrang, 01 November 2016











DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………...…….……….………..iii
Daftar Isi……………………………………….………………………………..……………………..iv
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang………………..………………………...………….......………………..….1
B.    Rumusan Masalah………………………………………………………………..…….….1
C.     Tujuan Penulisan……………………………………………………….…….…………....1
D.    Manfaat Penulisan……………….………………………………….………….…….……1
BAB II Pembahasan
1.      Alat dan bahan serta proses pembuatan Ukiran Suku Dayak Kalimantan………………………………………..………………….…...…….…2-3
2.     Motif-motif yang digunakan dalam ukiran suku Dayak……………..3-5
BAB III Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………6
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………..7





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
        Indonesia terkenal dengan ukirannya dengan motif yang berbeda-beda dan salah satunya Kalimantan. Kalimantan adalah salah satu kota yang dikenal dengan kekayaan hutannya yang juga menjadi penghasil dari kayu terbesar.
Motif  ukiran suku Dayak pada dasarnya merupakan perpaduan antara suatu pola dasar yang memiliki artinya masing-masing, kemudian dikreasikan dalam berbagai perpaduan beberapa motif dasar sehingga menjadi satu kesatuan rangkaian makna yang berarti.

B.   Rumusan Masalah          
1.      Alat dan bahan beserta teknik/ proses  yang digunakan dalam pembuatan ukiran suku Dayak  ?
2.      Motif – motif yang digunakan dalam ukiran suku dayak ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1). Untuk mengetahui tentang alat dan bahan beserta teknik/ proses ukiran Suku     Dayak Kalimantan
2). Untuk mengetahui motif-motif Ukiran Suku Dayak Kalimantan.

D.  Manfaat Penulisan
        Adapun manfaat penulisan didalam makalah ini sebagai berikut:
Untuk memperluas wawasan pembaca mengenai tentang ukiran suku Dayak Kalimantan agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang ukiran Suku Dayak Kalimantan tersebut.






BAB II
PEMBAHASAN

1.     Alat dan bahan serta proses pembuatan ukiran Suku Dayak Kalimantan
Suku Dayak adalah masyarakat nan hayati di hutan-hutan Kalimantan, motif ukirannya pun sering mengambil bentuk alam, yaitu tumbuhan, satwa, serta bermacam-macam symbol kepercayaan mereka. Mulai dari arsitektur bangunan rumah, peralatan rumah tangga, hingaa perangkat kesenian termasuk ukiran, mengambil pola atau motif alam. Motif ukiran nan biasa dibuat berbentuk pohon, bunga (bunga anggrek), dan majemuk jenis hewan.
Lingkungan suku Dayak nan hayati di hutan Kalimantan itu sendiri adalah satu karakteristik khas, akan melahirkan pengamatan nan khas pula, sehingga saat diaplikasikan dalam ukiran, akan sangat terlihat bagaimana khasnya ukiraan Kalimantan ini. Misalnya saja saat mengambil ukiran bentuk kembang anggrek,tentu akan berbeda dengan ukiran kembang anggrek dari Jepara dan Bali.
Berikut alat dan bahan serta proses/langkah-langkah pembuatan ukiran Suku Dayak Kalimantan:      

Ø  Alat:
·         Pahat kuku, pahat ini berjumlaah sekitar 20 batang dengan berbagai ukuraan, pahat ini digunakan untuk memahat bagiaan-bagian yang melengkung.
·         Pahat lurus (pengancap) berjumlah sekitar 10 batang dengan berbagai ukuran, pahat ini digunakan untuk memahat bagian yang lurus.
·         Pahat Col/penatar berjumlah 4  batang, digunakan untuk meratakan bagian dasar ukiran yang mencorak kedalam yang tidak dapaat dijangkau oleh pahat lurus.

Ø  Bahan:
·         Kayu sebagai bahan pokok: Jenis kayu yang biasa dipakai oleh masyarakat suku Dayak yaitu kayu ulin.
·         Bahan penunjang yaitu: bahan-bahan untuk finishing: cat, politer, tinner, amplas, clear, dan lain-lain.

Ø  Proses pembuatan:
         Dalam pembuatan motif-motif ukiran suku Dayak ini dikerjakan dengan penuh ketekunan dan keulekan. Berikut langkah-langkah mengukir: 
·         Awalnya motif itu digambar dalam lembaran karton, lalu dijiblak ke permukaan kayu ulin yang akan di ukir.
·         proses mencongkel bagian dasar  di luar motif agar lebih dalam.
·          Proses membentuk pahatan pada motif batang, daun dan bunganya.
·         Proses membentuk benangan/garis pada motif batang, daun dan bunganya.
Membentuk garis pada sekukan daun dan bunga.
·         Bentuk garis pada lekukan daun dan bunga.
·         Proses terakhir, merapikan/membersihkan bagian ukiran yang belum sempurna.
·         Kemudian mengamplas, setelah itu pemberian warna sesuai yang diinginkan.

2.     Motif-motif yang digunkan dalam ukiran suku dayak
      Banyak jenis ukiran bagi masyarakat Dayak yang sering dijumpai, baik itu pada Lamin (rumah adat suku Dayak), aksesoris-aksesoris yang dipakai pada saat upacara Adat Dayak, pakaian-pakaian adat wanita dan pria dan ukiran juga sering dijaadikan sebagai seni pada tubuh manusia dengan kata lain Tato.
      Ukiran Dayak umumnya dijadikan sebaagai icon dari masing-masing daerah satu dengan yang lainnya. Dayak Bahau, Dayak Kenyah, Dayak Benua’q dan Tunjung, semuanya berbeda baik dari warna , bentuk ukiran kemudian filosofi dari ukiran itu sendiri. Ukiran Dayak ini memiliki nilai kultur yang kuat, dari arti yang selalu bercerita mengenai suku Dayak itu sendiri, kemudian ukiran ini sendiri diciptakan sesuai tempat dan penggunaannya.
      Untuk rumah tinggal ukiran yang dipakai sesuai dengan tema untuk rumah, rejeki yang baik, penjaga rumah. Untuk orang yang sudah meninggalpun berbeda, biasa dibuat pada peti jenazah. Ukiran-ukiran ini akan saya jelaskan sesuai dengan hasil dari narasumber yang saya dapatkan, dan dari foto-foto dilapangan yang dapat saaya dokumentasikan, berikut beberapa jenis ukiran Dayak Bahau:

1.     Ukiran Kawit ( Saling Berhubungan)
    Ukiran ini melambangkan orang-orang Dayak saling bersahabat, saling membantu satu sama lain, tidak ada permusuhan. Ukiran ini sering kita jumpai pada list plank rumah, dinding rumah/ panggung pesta  adat dan pada perahu (sampan).

Ukiran Kawit (Kalu’ng Kawit)

2.     Ukiran Burung Enggang (Tinga’ng)
Ukiran Burung Enggang ini berhubungan dengan pakaian tari yang dipakai ketika menari. Dari topi, bulu-bulu yang dipakai dibaju, sampai dengan Mandau. Ukiran ini memiliki arti tersendiri bahwa Burung Enggang ini begitu dihargai dan dibanggakan oleh masyarakat Dayak karena burung ini memiliki kepala dan mulut yang begitu kuat, kemudian bulu yang begitu indah, badan yang besar dan berani. Inilah kenapa orang Dayak sangat percaya dengan burung Enggang ini dijadikan sebagai icon dalam budaya mereka. Dari kegagahan dan keberanian burung ini, begitulah masyarakat Dayak dalam kesehariannya berani dengan keadaan dan berani ketika berada didalam hutan.

Ukiran Manu’k Tingang (Burung Enggang)

3.     Ukiran Naga
Ukiran ini melambangkan bahwa orang-orang Dayak menghormati binatang langka ini sebagai binatang yang kuat dan suci. Dengan bentuk dan kekuatannya, masyarakat Dayak percaya bahwa Naga itu sendiri bisa menjaga mereka dari malapetaka, bencana alam dan gangguan-gangguan dari luar wilayah mereka.

Ukiran Dayak (kalu’ng Maga)

4.     Ukiran Peng’lih (Muka Lebar)
Ukiran penglih melambangkan kejayaan suku Dayak. Dan salah satunya adalah, berfungsi untuk mempengaruhi musuh ketika sedang berperang. Ukiran ini sering dipakai untuk peti jenazah.

Ukiran Dayak (Ina’ang Bara’ng)

5.     Talawang
Untuk talawan dari Kalimantan ini, mereka memadukan warna kuning dengan cokelat pada bagian luar dari talawang serta menampilkan unsur magis talawang berupa topeng. Bentuk topeng sendiri diyakini mempunyai daya magis hingga menjadikan penyandang  talawang kuat dan berani.

Talawang suku Dayak Kalimantan


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapatkita simpulkan bahwa Salah satu seni rupa nusantara yaitu ukiran suku Dayak Kalimantan  merupakan  kota yang terkenal dengan penghasil kayu terbesar. Bukan hanya itu, Kalimantan khususnya suku Dayak mempunyai motif-motif ukiran yang cantik dan indah serta mempunyai makna-makna atau fungsi yang sangat berkaitan dengan keaadaan masyarakatnya dan tentunya sangat dipercayai oleh masyarakat setempat.  Seperti:
·         ukiran kawit yang mempunyai arti/makna bahwa orang-orang Dayak saling bersahabat, saling membantu satu sama lain, tidak ada permusuhan.  
·         Ukiran burung Enggang yang mempunyai arti/makna bahwa masyarakat Dayak dalam kesehariannya berani dengan keadaan dan berani ketika berada didalam hutan.
·         Ukiran naga mempunyai arti/makna bahwa Naga itu sendiri bisa menjaga mereka dari malapetaka, bencana alam dan gangguan-gangguan dari luar wilayah mereka.
·         Ukiran peng’lih berfungsi untuk mempengaruhi musuh ketika sedang berperang. Ukiran ini sering dipakai untuk peti jenazah.
·         Ukiran Kalimantan yang diyakini mempunyai daya magis hingga menjadikan penyandang  talawang kuat dan berani.
Dalam pembuatan ukiran suku Dayak ini dikerjakan dengan penuh ketekunan dan keulekan sehingga dapat menghasilkan suatu ukiran yang baik dan berguna.


# Terima kasih atas kunjungan Anda diblog ini, semoga dapat bermanfaat dan dapat menyelesaikan tugas Anda !!! Aaammmiiinnn....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar